Sejarah Komputer

|


Kisah-kisah tentang para entrepreneur dan
inovator ini pernah dimuat majalah Forum Keadilan sekitar 6 tahun silam dan
merupakan ringkasan bebas dari buku ” Forbes Greatest Technology Stories:
Inspiring Tales of the Entrepreneurs and Inventors who Revolutionized Modern
Busines” karya Jeffrey S. Young.
Kisah-kisah ini dapat pula dibaca di:
http://www.facebook.com/notes.php?id=635906551
Semoga bermanfaat.
Visi yang membuat IBM mampu bertahan
Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat boleh dikata menjelma menjadi negara administrasi. Tenaga kerja pertanian berbondong diboyong ke kota-kota besar. Ruang-ruang kantor diisi deretan meja dan tabulator (mesin hitung mekanik). Para pegawai disibukan pekerjaan administrasi seperti menghitung gaji dan tagihan.

Waktu itu, data identik dengan punch card atau kartu penyimpan data hasil olahan tabulator. Dalam masa pertumbuhan ekonomi yang demikian cepat, perusahaan asuransi, penerbit majalah, dan periset pasar menyusun daftar pelanggan di seluruh negeri dan menghasilkan lautan punch card.

Waktu itu, berkat pemahamannya akan bisnis mesin perkantoran dan [terutama] keahlian pemasarannya, International Business Machines (IBM) berhasil memonopoli pasar tabulator. Thomas Watson Sr., presiden direkturnya, menjadi eksekutif AS tersukses dan dijuluki Raja Punch Card.
Di perusahaan yang konservatif itu, nilai feodal masih melekat. Maka, tak seorang pun protes ketika Watson Sr. menyiapkan anaknya, Thomas Watson Jr., sebagai pengganti. Padahal, sebagai anak orang kaya, selama ini Watson Jr. lebih dikenal sebagai playboy, penggemar mobil cepat, dan suka hura-hura. Ia adalah pengunjung tetap klub-klub di New York dan Hollywood.

0 komentar: